Selamat Datang di Blog Denai !! Blog Ini Dalam Pemeliharaan Mohon Ma'af atas Kenyamananya " Trim's

Bahasa Minang

18
Bahasa Minangkabau -  atau Baso Minang adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatera Barat (kecuali kepulauan Mentawai), pantai barat Aceh dan Sumatera Utara, bagian barat provinsi Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia. Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban.
Sempat terdapat pertentangan mengenai hubungan Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu. Sebagian pakar bahasa menganggap Bahasa Minangkabau sebagai salah satu dialek Melayu, karena banyaknya
kesamaan kosakata dan bentuk tutur di dalamnya. Sementara yang lain justru beranggapan bahwa bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Bahasa Melayu.
Kerancuan ini disebabkan karena Bahasa Melayu dianggap satu bahasa. Kebanyakan pakar kini menganggap Bahasa Melayu bukan satu bahasa, tetapi merupakan satu kelompok bahasa dalam rumpun bahasa Melayik. Dimana Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang ada dalam kelompok Bahasa Melayu tersebut.
Bahasa Minang masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau, baik yang berdomisili di Sumatera maupun di perantauan. Namun untuk masyarakat Minangkabau yang lahir di perantauan, sebagian besar mereka telah menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu dalam percakapan sehari-hari.

Daerah sebar tutur
Secara historis, daerah sebar tutur Bahasa Minangkabau meliputi bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung yang berpusat di pedalaman Minangkabau. Batas-batasnya biasa dinyatakan dalam ungkapan Minang atau Tambo Minangkabau berikut ini:
Dari Sikilang Aia Bangih
Hinggo Taratak Aia Hitam
Dari Durian Ditakuak Rajo
Hinggo Aia Babaliak Mudiak
Walaupun dari sisi harafiahnya, batas-batas yang disebutkan tersebut merupakan sesuatu yang abstrak, sehingga dapat dikatakan batas yang tidak pasti juga. Namun kemudian ada pendapat bahwa kawasan tersebut diperkirakan antara lain, Sikilang Aia Bangih adalah batas utara, sekarang di kabupaten Pasaman Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Taratak Aia Hitam adalah Bengkulu. Durian Ditakuak Rajo adalah Kabupaten Bungo, Jambi. Yang terakhir, Aia Babaliak Mudiak adalah wilayah Kabupaten Pelalawan, Riau.
Bahasa Minangkabau juga menjadi bahasa lingua franca di kawasan pantai barat Sumatera Utara, bahkan menjangkau lebih jauh hingga pesisir barat Aceh. Di Aceh, penutur Bahasa Minang disebut sebagai Bahasa Jamee, sedangkan di pantai barat Sumatera Utara dikenal sebagai Bahasa Pesisir. Selain itu, Bahasa Minangkabau juga dituturkan oleh masyarakat Negeri Sembilan, Malaysia yang nenek moyangnya merupakan pendatang asal Minangkabau sejak abad ke-14. Dialek Bahasa Minangkabau di Negeri Sembilan ini disebut Baso Nogoghi.

Dialek
Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Perbedaan yang sangat menonjol adalah dialek yang dituturkan di Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan dialek di Mukomuko, Bengkulu.
Sebagai contoh, berikut ini adalah perbandingan perbedaan antara beberapa dialek bahasa Minangkabau:
Bahasa Indonesia
Apa katanya kepadamu?
Bahasa Minangkabau "baku"
A keceknyo jo kau?
Mandahiling Kuti Anyie
Apo kecek o kö gau?
Payakumbuh
A kecek e ka kau?
Padang Panjang
Apo keceknyo ka kau?
Pariaman
A kato e bakeh kau?
Ludai
A kecek o ka rau?
Sungai Batang
Ea janyo ke kau?
Kurai
A jano kale gau?
Kuranji
Apo kecek e ka kau?
Kampar, Riau
Apo sobuin e kek ang?
Salimpaung Batusangkar
Poh ceknyoh kah khau duh?
Rao-Rao Batusangkar
Aa keceknyo ka awu tu?

Untuk komunikasi antar penutur Bahasa Minangkabau yang sedemikian beragam ini, akhirnya dipergunakanlah dialek Padang sebagai bahasa baku Minangkabau yang biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak.

Contoh
Bahasa Minangkabau:
Sadang kayu di rimbo tak samo tinggi, kok kunun manusia (peribahasa)
Bahasa Indonesia:
Sedangkan pohon di hutan tidak sama tinggi, apa lagi manusia


Bahasa Minangkabau:
Co a koncek baranang co itu inyo (peribahasa)
Bahasa Indonesia:
Bagaimana katak berenang, seperti itulah dia.


Bahasa Minangkabau:
Indak buliah mambuang sarok di siko!
Bahasa Indonesia:
Tidak boleh membuang sampah di sini!


Bahasa Minangkabau:
Bungo indak satangkai, kumbang indak sa ikua (peribahasa)
Bahasa Indonesia:
Bunga tidak setangkai, kumbang tidak seekor


Bahasa Minangkabau:
A tu nan ang karajoan?
Bahasa Indonesia:
Apa yang sedang kamu kerjakan?

kata Apa dalam Bahasa Minangkabau yaitu Apo tetapi lebih sering disingkat dengan kata A[rujukan?]

Interferensi terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang banyak memberikan sumbangan terhadap kosa kata Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya sarjana Minang yang berkontribusi dalam pembentukan Bahasa Melayu baku yang kelak menjadi Bahasa Indonesia. Selain itu, peran para sastrawan Minang yang banyak menulis karya-karya sastra terkemuka pada masa awal kemerdekaan, juga menjadi faktor besarnya interferensi Bahasa Minangkabau terhadap Bahasa Indonesia. Mereka banyak memasukkan kosa kata Minang ke dalam Bahasa Indonesia baku, terutama kosa kata yang tidak memiliki padanannya di dalam Bahasa Indonesia.
Pada tahun 1966, dari semua kosa kata non-Melayu dalam Kamus Bahasa Indonesia, Bahasa Minangkabau mencakup 38% dari keseluruhannya. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding bahasa daerah lain, seperti Bahasa Jawa (27,5%) dan Bahasa Sunda (2,5%). Meskipun dalam perkembangannya, jumlah kosa kata Minangkabau cenderung menurun dibandingkan interferensi kedua bahasa daerah tersebut.
Karya sastra
Karya sastra tradisional berbahasa Minang memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional berbahasa Melayu pada umumnya, yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (kaba) atau dinyanyikan (dendang). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi adat Minang, seperti pepatah-petitih dan persembahan (pasambahan). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat.
Perbandingan dengan bahasa lain dari rumpun Melayu
Orang Minangkabau umumnya berpendapat banyak persamaan antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Marah Roesli dalam Peladjaran Bahasa Minangkabau menyebutkan pada umumnya perbedaan antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Indonesia adalah pada perbedaan lafal, selain perbedaan beberapa kata.
Contoh-contoh perbedaan lafal Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Minangkabau adalah sebagai berikut:
Akhiran
Menjadi
Contoh
a
o
nama—namo, kuda—kudo, cara—caro
al dan ar
a
jual—jua, kabar—kaba, kapal—kapa
as
eh
batas—bateh, alas—aleh, balas—baleh
at
ek atau aik
dapat—dapek, kawat—kawek, surat—surek,
ap
ok
lembap—lambok, gelap—galok, kurap—kurok, atap—atok,
ih
iah
kasih—kasiah, putih—putiah, pilih—piliah
ing
iang
kucing—kuciang, saling—saliang, gading—gadiang
ir
ia atau ie
air—aia, pasir—pasia, lahir—lahia
is
ih
baris—barih, manis—manih, alis—alih
it
ik
sakit—sakik, kulit—kulik, jahit—jahik
uh
uah
tujuh—tujuah, patuh—patuah
uk
uak
untuk—untuak, buruk—buruak, busuk—busuak
ung
uang
langsung—langsuang, hidung—hiduang, untung—untuang
ur
ua
cukur—cukua, kasur—kasua, angsur—ansua
us
uih
putus—putuih, halus—haluih, bungkus—bungkuih
ut
uik
rumput—rumpuik, ikut—ikuik, takut—takuik
  • Selain perbedaan akhiran, imbuhan awalan seperti me-, ber-, ter-, ke-, pe- dan se- dalam bahasa Minang menjadi ma-, ba-, ta-, ka-, pa-, dan sa-. Contohnya meminum, berlari, terlambat, kesalahan, penakut, dan setiap dalam bahasa Minang menjadi maminum, balari, talambek, kasalahan, panakuik, dan satiok.
  • Sementara itu, imbuhan akhiran seperti -kan dan -nya dalam bahasa Minang menjadi -an dan -nyo. Contohnya memusnahkan dan selamanya dalam bahasa Minang menjadi mamusnahan dan salamonyo.
  • Perbedaan lainnya adalah setiap suku kata pertama yang mengandung huruf "e" dalam bahasa Minang menjadi huruf "a". Contohnya selama dan percaya dalam bahasa Minang menjadi salamo dan parcayo.
Persamaan Bahasa Minangkabau dengan berbagai bahasa lain dari rumpun Melayu dapat dilihat misalnya dalam perbandingan kosakata berikut:
Bahasa Indonesia
apa
laut
lihat
kucing
pergi
ular
keras
manis
lutut
Bahasa Minangkabau
apo
lauiʔ
liaiʔ/caliaʔ
kuciang
pai
ula
kareh
manih
lutuiʔ
apo
lawik
liek
kucing
lalui
ulah
kehas
manis
lutuik
nama
lawoiʔ
lihaiʔ
mi'aw
pi
ulal
kras
maneh
lutoiʔ
Sebagai contoh, perbedaan dapat dilihat dalam versi masing-masing dari Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia:
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Bahasa Malaysia
Bahasa Minangkabau
Universal Declaration of Human Rights
Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia
Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat
Deklarasi Sadunia Hak-Hak Asasi Manusia
Article 1
Pasal 1
Perkara 1.
Pasal 1
All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood.
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan.
Semua manusia dilahirkan bebas dan samarata dari segi kemuliaan dan hak-hak. Mereka mempunyai pemikiran dan perasaan hati dan hendaklah bertindak di antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan.
Sadoalah urang dilahiaan mardeka jo punyo martabaik sarato hak-hak nan samo. Inyo dikaruniai aka jo hati nurani, supayo nan ciek jo nan lain bagaua dalam samangaik badunsanak.

Kalimat postif dan kalimat negatif
Kalimat negatif seperti dibuat bahasa Perancis.
#
Bahasa Indonesia
Bahasa Minang
Bahasa Perancis
kalimat positif
Subjek + Predikat + Objek
Subjek + Predikat + Objek
Subjek + Kata Kerja + Objek/Pelengkap
kalimat negatif
Subjek + tidak + Predikat + Objek
Subjek + indak + Predikat + Objek + do
Subjek + ne + Kata Kerja + pas + Objek/Pelengkap
Contoh:
  1. Iko lamak (ini enak)
    1. Iko indak lamak do
  2. Ba a (apa)
    1. Ndak ba a do
Kalimat pertanyaan
Bahasa Indonesia
Bahasa Minang
Apa
Apo/A
Bagaimana
Bagaimano/Ba a
Berapa
Barapo/Bara
Dimana
Dimano/Dima
Kemana
Kamano/Kama
Dari mana
Dari mano/Dari ma
Mana
Mano/Ma
Siapa
Siapo/Sia
Mengapa
Mangapo/Manga
Kapan
Bilo
Kenapa
Dek a

Kalimat petunjuk
Bahasa Indonesia
Bahasa Minang
Ini
Iko/Ko
Itu
Itu/Tu
Sini
Siko
Situ
Situ
Sana
Sinan

Kalimat pengganti
Saya
Awak
Kamu
Ang (laki-laki)
Kaw (perempuan)
Dia
Inyo

Bilangan
Bahasa Indonesia
Bahasa Minang
Satu
Ciek
Dua
Duo
Tiga
Tigo
Empat
Ampek
Lima
Limo
Enam
Anam
Tujuh
Tujuah
Delapan
Salapan
Sembilan
Sambilan
Sepuluh
Sapuluah
Sebelas
Sabaleh
Seratus
Sarutih
Seribu
Saribu

Silsiah keluarga
Bahasa Indonesia
Bahasa Minang
Kakek
Pak Gaek/Pak
Nenek
Mak Gaek/Mak
Ayah
Abah
Ibu
Amah
Kakak laki-laki
Uda
Kakak perempuan
Uni

Ditulis Oleh : irmansah ~ Tips dan Trik Blogspot

Christian angkouw Sobat sedang membaca artikel tentang Bahasa Minang. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

:: Dapatkan widget ini! ::

Loading...